Sabtu, 24 Januari 2015

DAFTAR PUSTAKA


Definisi Daftar Pustaka.
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis).

Jenis-Jenis Daftar Pustaka.

#Kelompok Textbook

  1. Penulis perorangan
  2. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor
  3. Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga
  4. Buku terjemahan
# Kelompok Jurnal
  1. Artikel yang disusun oleh penulis
  2. Artikel yang disusun oleh lembaga
  3. Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / simposium
# Kelompok disertasi / tesis

# Kelompok makalah / informasi dari Internet

Cara Penggunaan Daftar Pustaka.

Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.

Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
  • Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
  • Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
  • Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
  • Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
  • Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
  • Nama Pengarang
  • Tanggal revisi terakhhir
  • Judul Makalah
  • Media yang memuat
  • URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
  • Tanggal akses. – Menurut Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai berikut: Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online

Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring

Artikel umum dari internet dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) Judul artikel harus ditulis miring.

Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.

Fungsi Daftar Pustaka.

fungsinya melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

SUMBER

CATATAN KAKI (FOOTNOTE)

A. PENGERTIAN CATATAN KAKI (FOOTNOTE)

Catatan kaki atau yang juga dikenal dengan istilah footnote adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Secara lengkap, Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan (dua puluh karakter).


B. TUJUAN CATATAN KAKI

Pencantuman catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sumber referensi yang menjadi kajian peneliti. Selain itu, penulisan catatan kaki juga mempunyai tujuan untuk :

a. Menyusun Pembuktian
Semua pernyataan yang penting,yang bukan merupakan pengetahuan umum harus didukung oleh pembuktian-pembuktian. Catatan kaki menunjukan kebenaran-kebenaran yang pernah dicapai oleh seorang pengaran lain dalam bukunya atau tulisan-tulisannya.Sebab itu referensi dalam catatan kaki dimaksudkan untuk menunjukkan tempat atau sumber dimana suatu kebenaran telah dibuktikan oleh orang lain.

b. Menyatakan Hutang Budi
Penunjukan sumber pada catatan kaki dimasukan pula untuk menyatakan hutang budi kepada pengarang yang dikutip pendapatnya. Dengan menyebut nama pengarang yang dikutip pendapatnya itu,penulis telah menyatakan hutang budi kepadanya.

c. Menyatakan Keterangan Tambahan
Catatan kaiki juga dimaksudkan sebagai keterangan tambahan untuk uraian. keterangan tambahan yang dimaksud dapat berupa :
1). Inti atau sari dari fragmen yang dipinjam.
2). Uraian teknis , keterangan insidental, atau materi yang memperjelas teks, atau informasi tambahan
terhadap topik yang disebut dalam teks.3). Materi-materi penjelas yang kurang penting seperti perbaikan, atau pandangan-pandangan lain yang
bertentangan.

d. Merujuk bagian lain dari teks
Catatan kaki dapat juga dipergunakan untuk menyediakan informasi kepada bagian-bagian lain dari tulisan itu . Misalnya penulis memberi catatan agar pembaca melihat atau memeriksa utaian padahalaman sebelumnya,atau hal-hal yang akan diuraikan.


C. FUNGSI CATATAN KAKI

a. Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (catatan kaki sumber atau reference footnote).
b. Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan.
c. Sebagai keterangan mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam karangan ilmiah di halaman tersebut.
d. Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (catatan kaki isi atau content footnote). Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata‐kata: Lihat …, Bandingkan …, dan Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam …, dan sebagainya. Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer. Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar.


D. UNSUR-UNSUR CATATAN KAKI

Penulisan Catatan Kaki Untuk Buku
1. Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).
2. Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
3. Nama atau nomor seri, kalau ada.
4. Data publikasi :
    · Jumlah jilid, kalau ada
    · Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
    · Nama penerbit, diikuti koma di antara
    · Tahun penerbitan. tanda kurung
5. Nomor jilid kalau perlu.
6. Nomor halaman diikuti titik (.)

Contoh:
____________________________________________________
1Muhammad Ibn ‘Abdillah al‐Zarkasyiy, al‐Burhân fî ‘Ulum
al‐Qur’an, Juz IV (Cet. I; Cairo: Dar Ihya’ al‐Kutub al‐Arabiyah, 1958 M/1377 H),h. 34‐35.
Penulisan Catatan Kaki Untuk Artikel dalam Majalah atau Surat Kabar
  1. Nama pengarang
  2. Judul artikel, di antara tanda kutip (“...”).
  3. Nama majalah, digarisbawahi.
  4. Nomor majalah jika ada.
  5. Tanggal penerbitan.
  6. Nomor halaman.

Jika yang dikutip bukan artikel tetapi berita atau tajuk atau lainnya, maka yang dicantumkan adalah judul tajuk atau beritanya (di antara tanda kutip), diikuti dengan penjelasan apakah itu tajuk atau berita yang dituliskan di antara kurung siku [ ], diikuti nama surat kabar (penulisan dimiringkan), nomor terbitan, tanggal, dan halaman.
Contoh:
____________________________________________________
2Sayidiman Suryohadiprojo, “Tantangan Mengatasi Berbagai Kesenjangan”, Republika, No. 342/II, 21 Desember 1994, h. 6.
3”PWI Berlakukan Aturan Baru” [Berita], Republika,No. 346/II, 28 Desember 1994, h. 16.
4Bachrawi Sanusi, “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi,” Panji Masyarakat, No. 808, 1‐10 Nopember 1994, h. 30.

Penulisan Catatan Kaki untuk Buku yang memuat Artikel-artikel dari Berbagai Pengarang.
Bila mengutip buku yang seperti ini, maka perlu diperhatikan artikel yang dikutip, dan siapa pengarangnya. Unsur yang perlu disebutkan adalah:
  1. Nama Penulis Artikel,
  2. Judul Artikelnya di antara tanda kutip,
  3. Nama Editor Buku (kalau ada) atau Nama Pengarang Artikel Pertama, diikuti istilah et al. atau dkk. (karena tentu banyak orang yang menyumbangkan artikel),
  4. Data Penerbitan, dan Halaman.


Contohnya:
____________________________________________________
5M. Dawam Rahadjo, “Pendekatan Ilmiah terhadap Fenomena Keagamaan,” dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim (eds.), Metodologi Penelitian Agama (Cet. II; Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), h. 24.

Penulisan Catatan Kaki untuk Artikel atau Entri dan Ensiklopedia
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
  1. Nama Penulis Entri (jika ada),
  2. Judul Entri di antara dua tanda kutip,
  3. Nama Editor Ensiklopedia (kalau ada),
  4. Nama Ensiklopedia (huruf italic),
  5. Jilid,
  6. Data Penerbitan, dan
  7. Halaman.
Contohnya:
____________________________________________________
7Beatrice Edgel, “Conception”, dalam James Hastings (ed.), Encyclopedia of Religion and Ethics, jilid 3 (New York: Charles Schribner’s Son, 1979), h. 769.

Catatan Kaki untuk Undang-undang dan Penerbitan Resmi Pemerintah
Unsur yang perlu dicantumkan adalah:
1. Nama Instansi yang berwenang,
2. Judul Naskah (huruf italic).
Contohnya:
____________________________________________________
8Republik Indonesia, Undang‐undang Dasar 1945, Bab I, pasal 1.


A. ISTILAH DALAM CATATAN KAKI

Terdapat tiga istilah dalam catatan kaki, yaitu sebagai berikut :

(a) Ibid.
Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), digunakan untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.

(b) op.cit.
op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.

(c) loc.cit.
loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).

Contohnya:
____________________________________________________
1William H. Newman, Administrative Action (London: Prentice Hall, Inc., 1963), h.463
2Ibid., h. 473
3Pangripto, “Manajemen Rumah Sakit”, Jurnal Kesehatan dan Gizi, Vol. 3 No.2, Juni 1998, hh. 55-58
4 William H. Newman, loc. cit.

F. TEKNIK PENULISAN CATATAN KAKI

Cara penulisan catatan kaki memiliki beberapa aturan yang harus diperhatikan. Hal ini diterapkan agar penggunaan catatan kaki tersebut memang benar-benar berguna dan mudah dimerngeti. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tata cara penulisan catatan kaki:

  • Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
  • Catatan kaki diketik berspasi satu.
  • Diberi nomor.
  • Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
  • Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
  • Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
  • Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
  • Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
  • Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
  • Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
  • Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
  • Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.


G. CONTOH PENULISAN CATATAN KAKI

____________________________________________________
1 Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia, 1972), 100
2. Ibid., 150
3 Soerjono Soekanto, “Tanggung Jawab Perdata dan Pembantu Dokter,” Kompas, 12 November 1981.
4 Sidi Gazalba, Op.Cit., 200
5 Loc. Cit.

Catatan kaki pertama, buku bersangkutan baru pertama kali dikutip, dan kutipan itu diambil di halaman 100.
ibid. = ibidem — buku dan pengarang yang sama, artinya halaman 150 dan karya yang sama pada nomor satu. lni dilakukan bila buku pada catatan kaki pertama perlu dikutip lagi di halaman 150- nya (catatan kaki kedua).
Jika sesudah itu karangan lain perlu dikutip, maka perlu dibuat catatan kaki selengkapnya seperti catatan kaki pertama.
Jika kemudian buku dalam catatan kaki pertama perlu dikutip lagi, maka catatan kaki perlu dibuat seperti catatan kaki keempat.
Op.Cit., hlm.200. artinya Opus Citatum, yakni halaman 200 dari sebuah buku/karya yang telah dikutip sebelumnya (dalam hal ini bukunya Sidi Gazaiba).
Bila kutipan yang menyusul kemudian diambil dari karya dan halaman yang sama seperti pada kutipan terakhir (catatan kaki yang keempat), maka catatan kakinya cukup disingkat dengan Loc.Cit. (Loco Citato), artinya di kutip di tempat yang sama.

SUMBER

KONVENSI NASKAH


KONVENSI NASKAH


Pengertian konvensi naskah

Definisi dasar dari Kovensi adalah permufakatan atau kesepakatan, Kebiasaan atau memiliki sebuah Aturan. Dijadikan Pedoman atau Acuan dan menjadi aturan khusus yang lazim dipergunakan.sedangkan Definisi dasar dari Naskah merupakan karangan yg masih ditulis deng an tangan. Diartikan juga sebagai Skenario atau Manuskrip.


Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu :
a. bagian pelengkap pendahuluan
b. isi karangan
c. bagian pelengkap penutup


A. Bagian pelengkap pendahuluan
1. Halaman Judul Pendahuluan
Halaman judul pendahulaun tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf capital. Biasanya terletak di tengah halaman hanya saja berada di posisi sedikit ke atas.


2. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca /penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administrative sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik fiksi maupun non-fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.


3. Kata Pengantar
Kata pengantar berfungsi sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan tentang alasan penulis menulis karangan tersebut. Setiap karangan ilmiah seperti : buku, skripsi, thesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar.

Biasanya didalam kata pengantar disajikan informasi sebagai berikut :
Ø Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ø Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah.
Ø Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah.
Ø Penjelasan adanya bantuan, bimbingan dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga.
Ø Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis tanpa dibubuhi tanda-tangan.
Ø Harapan penulis atas karangan tersebut.
Ø Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.


4. Abstrak
Adalah sebuah paragraph yang mencakup atau ringkasan awal dari sebuah laporan atau tulisan sebuah laporan atau tulisan ilmiah. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian.


5. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab, sub-bab, dan unsur-unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.


6. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan tentang judul gambar dan nomor halaman.


7. Daftar Tabel
Sama seperti daftar gambar, daftar table ini dibuat hanya ketika terdapat table-tabel di dalam buku tersebut. Daftar table ini menginformasikan tentang nama table dan nomor halaman.


8. Daftar Lampiran
Daftar lampiran berisi tentang nama data yang terlampir dan halaman. biasanya di setiap karangan karya ilmiah / tugas akhir dan sebagainya ada lampiran yang diperlukan.


B. Bagian kelengkapan isi karangan :
1. Pendahuluan

Pendahuluan adalah bab pertama dari sebuah karangan. Tujuan utama dari pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Keseluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.


2. Tubuh karangan

Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti dari suatu karangan yang berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Disilah terletak segala yang akan dibahas secara sistematis.


3. Kesimpulan

Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah, yang harus ditulis dengan tegas sebagai suatu pendapat penulis. Karena terkadang pembaca tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan.


C. Bagian kelengkapan akhir karangan
1. Daftar Pustaka (Bibliografi)

Setiap karangan ilmiah harus memiliki data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka atatu Bibliografi adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Daftar pustaka terdiri dari nama pengarang, tahun terbit, judul buku, data publikasi meliputi tempat atau kota terbit dan penerbit, serta dibutuhkan tahun terbit.


2. Lampiran data (Apendix)

Lampiran data atau appendix merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukkan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini.

3. Indeks

Indeks atau daftar kata atau yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.

4. Riwayat hidup penulis

Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupa penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup biasanya meliputi nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, engalaman berorganosasi atau pekerjaan, serta karya-karya yang telah dihasilkan penulis.