1. PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun
tulisan yang mengungkapkan pikiran secara utuh. Dalam wujud lisan kalimat
diungkapkan dengan suara yang naik dan turun, lemah dan lembut, disela dengan
jeda, dan diakhiri dengan intonasi. Sedangkan dalam wujud tertulis kalimat
diawali dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik, tanda tanya dan
tanda seru.
2. UNSUR-UNSUR
KALIMAT
Suatu
kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain :
1. Predikat (P)
Predikat dalam pandangan
aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti
kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal,
adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
contoh
kalimat:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
Pada sepuluh kalimat di
atas, terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa
(lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi
sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah
contoh kalimat dengan predikat berkategori verbal, disebut kalimat verbal.
Kalimat c dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival,
disebut kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan
predikat berkatagori nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah
contoh kalimat dengan predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral.
Kalimat i dan j adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional,
disebut kalimat preposisional.
` 2. Subjek (S)
Disamping predikat,
kalimat umumnya mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola
kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali
jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada
kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh
kalimat di atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi,
makanan itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin
berfungsi sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh
kalimat seperti ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.
3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib
dalam kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori
verbal transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika
kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi
subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori
nomina.
Berikut
contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah
buku, dan hal itu pada tiga kalimat di atas adalah contoh objek. Khusus pada
kalimat b. Terdapat dua objek yaitu ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)
4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen
mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya
menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan
kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata
tersebut berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.
5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak
menduduki subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan
menduduki fungsi keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu
terletak dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa
terletak di depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
Pada enam kalimat di
atas, tampak bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai
keterangan mampu ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan
antara S dan P, cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama
jeda) agar pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya,
keterangan pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi
dan konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan
tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang
berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a. Kami telah mengengoknya kemarin.
b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.
3. POLA
KALIMAT
Kalimat yang kita
gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang
sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal
dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita
masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu
tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang
berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat
dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1.)
Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat
berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
a)
Mereka / sedang berenang. = S / P(Kata Kerja)
b)
Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
c)
Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
d)
Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (kata
bilangan)
2.)
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa
nominal. Misalnya:
Mereka
/ sedang menyusun / karangan ilmiah. = S /P / O
3.)
Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap
berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya
/ beternak / ayam. = S / P / Pel.
4.)
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia /
mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
5.)
Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena
diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka
/ berasal / dari Surabaya. = S / P / K
6.)
Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau
frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami /
memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
7.)
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :
Ungu /
bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
8.)
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat
dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia /
mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
4 KALIMAT MAJEMUK
A.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas
beberapa kalimat yang setara/sederajat kedudukannya. Kalimat Majemuk Setara
adalah penggabungan dari 2 kalimat / lebih dengan menggunakan kata hubung.
Terdiri
dari:
a)
Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat
tunggal yang bersamaan situasinya.
Contoh: Umkar pergi ke pasar, Ririn pergi ke sawah sedangkan
Sirob pergi ke sekolah.
b)
Kalimat majemuk setara berlawanan
Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat yang
isinya menyatakan situasi yang berlawanan.
Contoh: Danis anak yang rajin, tetapi adiknya pemalas.
c)
Kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat
kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat
tunggal yang isi bagian satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain
Contoh : Ajiz mendapatkan rangking 1, karena dia anak yang rajin
B.
Kalimat Majemuk Bertingkat
adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang
kedudukannya tidak setara/sederajat. Jenis-jenisnya:
a)
Kalimat majemuk hubungan waktu
Contoh : Aku sedang belajar, ketika ayahku pulang
b)
Kalimat majemuk hubungan syarat
Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan
Contoh : Jika aku mendapatkan rangking 1, aku akan mendapatkan
laptop baru.
c)
Kalimat majemuk hubungan tujuan
Ditandai dengan : agar, supaya, biar.
Contoh : Danis sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi
buat belajar
d)
Kalimat majemuk konsensip
Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun,
sungguh pun
Contoh : Walaupun Veri sedang sedih, dia selalu tersenyum.
e)
Kalimat majemuk hubungan penyebaban
Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena
Contoh : Aku sedang sedih, sebab orang yang aku cintai tidak
mencintaiku
f)
Kalimat majemuk hubungan perbandingan
Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana,
lebih baik.
Contoh : Dari
pada bermain, lebih baik aku belajar.
g)
Kalimat majemuk hubungan akibat
Ditadai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka
Contoh : Dian begitu berbakat, sehingga dia dapat memenangkan
kontes itu.
h)
Kalimat majemuk hubungan cara
Ditandai dengan : Dengan
Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk
menghidupi keluarganya
i)
Kalimat majemuk hubungan sangkalan
Ditandai dengan: seolah-olah, seakan-akan
Contoh : Markus diam saja, seolah-olah tidak terjadi apapun.
j)
Kalimat majemuk hubungan kenyataan
Ditandai dengan: padahal, sedangkan
Contoh : Gina terus belajar, padahal dia sedang sakit.
k)
Kalimat majemuk hubungan hasil
Ditandai dengan : makannya
Contoh: Doni anak pemalas, makannya nilainya selalu jelek
l)
Kalimat majemuk hubungan penjelasan
Ditandai dengan : bahwa
Contoh : Nilai raportnya menunjukan bahwa dia benar-benar siswa
yang pandai
m)
Majemuk hubungan atributif
Ditandai dengan : yang
Contoh : anak yang sedang berlari itu teman saya
C.
Kalimat Majemuk Campuran
Adalah
kalimat yang merupakan hubungan antara majemuk setara dan majemuk bertingkat.
Contoh
: pekerjaan itu sudah selesai ketika ayah datang dari kantor dan ibu sudah
menidurkan adikku.
Sumber
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:kalimat