PENALARAN INDUKTIF
Kelompok:
Alexander Anindya Krisnawan - 10112594
Dwi Apriyanto - 12112270
Lucky Saputra - 14112252
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran merupakan pemikiran,
logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan
pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca indera karena,
nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.
Induktif merupakan hal yang
dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola
berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang
umum.
Penalaran Induktif adalah
Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan
hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan
yang bersifat umum.
Contoh penalaran induktif :
Ayam tidak berdaun telinga berkembang
biak dengan bertelur. Burung tidak berdaun telinga berkembang biak dengan
bertelur. Ular tidak berdaun telinga berkembang biak dengan bertelur.
Kesimpulan : semua hewan yang
tidak berdaun telinga berkembang biak dengan bertelur.
Pada Penalaran Induktif
terdapat beberapa bentuk, yaitu:
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses
penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Ronaldo adalah pemain bola, dan
ia berwajah tamapan.
Messi adalah pemain bola, dan
ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua pemain bola
berwajah tampan. Pernyataan “semua pemain bola berwajah tampan” hanya memiliki
kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sagna juga
pemain bola, tetapi tidak berwajah tampan.
Macam-macam generalisasi :
Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi
dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari
sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang
belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria
dewasa di Indonesia senang memakai celana jeans.
Prosedur pengujian generalisasi
tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan
kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
2. Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa
adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang
lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi,
pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Analogi dilakukan karena antara
sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau
peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau
rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah
anlogi induktif atau analogi logis.
Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang pemain
bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet.
Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional
dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh
karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan
latihan atau pembelajaran.
Jenis-jenis Analogi:
Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi
yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik
kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena
kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk
membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang
terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia U-23 mampu
masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Timnas Indonesia U-19
akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan
metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih
samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena
ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan
hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang
benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
3. Hubungan kausal
Penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan
perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa
setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya,
merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia
yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Macam hubungan kausal :
Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan liar dihutan
mengakibatkan global warming.
Akibat – Sebab.
Contoh: global warming disebabkan
penebangan hutan liar.
Akibat – Akibat.
Contoh: Toni melihat kecelakaan
dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.
Daftar Pustaka