M. Jusuf Kalla, menulis sebuah opini di Harian Kompas, edisi Senin 23/9, dengan judul “Krisis Ekonomi, Kita Bisa Apa” tulisan yang sungguh membuka mata, hati dan pikiran kita akan kemampuan Wakil Presiden RI 2004-2009 dalam memotret permasalahan bangsa dan solusi yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.
Tulisan JK sapaan akrab M. Jusuf Kalla, di Harian Kompas ini, menunjukkan kepada kita betapa kesalahan dalam memberi obat kepada sebuah bangsa yang tengah dilanda sakit atau krisis seperti yang dialami Indonesia pada tahun 98, telah menyebabkan malpraktek yang dampaknya kita harus menanggung membayar utang triliunan rupiah hingga saat ini yang harusnya tidak menjadi beban rakyat. Bank-bank konglomerat swasta, dihalangi pemerintah hingga ratusan triliun rupiah yang justru kini jadi beban utang pemerintah karena ditalangi dari uang pinjaman luar negeri.
Krisis tahun 2008 mengingat kita pula atas bailout Bank Century, yang menyebabkan kerugian negara untuk menyelamatkan bank swasta tersebut hingga 6,7 triliun. Yang padahal saat itu bank tersebut tidaklah berefek sistemik kalaupun Century colaps.
Tetapi apakah pemerintah akan mendengar dan mempraktekkan apa yang disampaikan JK dalam tulisannya? Seperti SMS Buya Syafii Maarif yang secara khusus beliau sebarkan ke sejumlah koleganya setelah membawa opini JK di harian Kompas, bahwa;
Pak JK Yth. Saya baru baca artikel Pak JK di Kompas hari ini, cukup berani, realistik, dan visioner, tapi kepada siapa tulisan itu dialamatkan? Kepada pemerintah sekarang tidak ada gunanya, karena kepekaannya sudah lama lumpuh. Harus ada pergantian tidak saja kepemimpinan nasional, tetapi pergantian sikap pemimpin sebagai bangsa merdeka, bukan sikap manusia budak. Selamat. Maarif, cc kpd para sahabat.
Artinya kita tidak saja pesimis dari cara pemerintah dalam mengatasi krisis tetapi juga kita pesimis apakah pemerintah mau mendengar pendapat orang lain yang padahal dapat membantunya keluar dari krisis yang kini dampaknya mulai dirasakan rakyat.
Tanggapan
Menurut saya apapun apresiasi pemerintah dan pengambil kebijakan atas tulisan M. Jusuf Kalla dan tulisan tulisan serupa yang dihasilkan para cerdik cendekia lainnya. Patutlah kita mengapresiasi sikap kenegarawanan M. Jusuf Kalla, sebab di tengah kesibukannya, masih sukarela menyisakan waktu memberi sumbangan pemikiran untuk bangsanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar