541 Ribu Orang Indonesia Terancam HIV Positif di 2014
Jakarta, Berdasarkan perkiraan data nasional tahun 2009, terdapat 186.257 orang terinfeksi HIV di Indonesia. Jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi 541.700 pada tahun 2014 bila tidak ada percepatan dalam upaya pencegahan.
"Tanpa mengesampingkan pencapaian target MDGs lainnya, target MDGs no. 5 (mengurangi angka kematian ibu akibat melahirkan) dan no.6 (mengurangi penyebaran HIV/AIDS) masih merupakan tantangan yang perlu mendapat perhatian besar guna mencapai pencapaian semua target MDGs sebelum tahun 2015," jelas Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM(K), Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs dalam seminar 'Di Balik MDGs: Peran Indonesia Sebagai Negara Berpenghasilan Menengah dalam Mengatasi Masalah dan Hak Seksual dan Kesehatan Reproduksi' di FKUI, Jakarta, Senin (21/5/2012).
Utusan Khusus untuk HIV/AIDS di Asia Pasifik, Dr Nafis Sadik, melihat bahwa stigma dan diskriminasi terhadap orang yang terkena HIV dan kelompok tertentu seperti pekerja seks, pengguna narkoba, homoseksual dan waria, tetap menjadi penghambat yang membatasi upaya pencegahan, pengobatan, perhatian dan upaya pendukung lainnya terhadap HIV.
"Indonesia memiliki tindakan pencegahan yang sangat rendah terhadap penularan HIV dari ibu ke anaknya, yaitu hanya 5 persen ibu hamil dengan HIV positif yang menerima perawatan yang diperlukan guna mencegah bayinya terkena HIV," jelas Dr Nafis Sadik.
Anak muda berumur 15-24 tahun adalah kelompok paling rentan terhadap HIV. Penyebaran HIV terutama pada kaum muda telah mencapai trend yang mengkhawatirkan.
Indonesia memiliki sekitar 65 juta orang muda berusia 10-24 tahun atau sekitar 28 persen dari total penduduk sebesar 237 juta.
Jika akses terhadap pendidikan seksual dan pelayanan terhadap kesehatan reproduksi tidak terpenuhi, maka remaja dan kaum muda terutama perempuan berhadapan dengan tantangan yang menakutkan terhadap infeksi penyakit seksual seperti HIV, kekerasan, eksploitasi, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman dan kematian saat melahirkan.
Berdasarkan laporan terakhir nasional sebagai tindak lanjut Deklarasi Komitmen terhadap Masalah HIV/AIDS yang dikeluarkan oleh KPAI (Komisi Penanggulangan Aids Indonesia) dan UNAIDS bulan ini, indikasi cara paling dominan penularan HIV di Indonesia yaitu melalui hubungan seks tidak aman terutama pada pasangan yang berganti-ganti.
"Epidemik HIV telah berganti. Di masa lalu, kebanyakan infeksi baru didapatkan melalui penggunaan narkoba melalui jarum suntik. Sekarang, sebagian besar infeksi baru berasal dari hubungan seksual," jelas Dr Nafsiah Mboi, SpA, MPH, Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia (KPAI).
Solusi & Kesimpulan:
2. Hati-hati dengan Jarum suntik dan peralatan Bedah Obat infus, jarum suntik dan peralatan tato dapat menjadi sumber infeksi HIV. Jarum tato senjata,, dan pisau cukur adalah alat yang berpaparan langsung dengan darah orang yang terinfeksi. Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika menggunakan jarum dan peralatan bedah:
* Jangan menggunakan kembali Alat suntik sekali pakai.
* Bersihkan dan cuci peralatan bedah sebelum menggunakannya.
* Jika Anda ingin tato, pastikan itu dilakukan oleh sebuah toko tato bersih dan sanitasi.
* Hindari penggunaan obat-obat terlarang dan zat yang dikendalikan intravena.
3. Gunakan Kondom Cara lain untuk penularan HIV adalah melalui kontak seksual tidak terlindungi. kondom adalah baris pertama pertahanan Anda untuk menghindari terinfeksi HIV. Hal ini sangat penting untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks, tidak hanya akan mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV, tetapi juga dapat melindungi diri dari infeksi menular seksual lainnya. kondom Lateks adalah yang terbaik, tetapi Anda juga dapat menggunakan kondom polyurethane. Jangan menggunakannya kembali dan pastikan bahwa tidak ada yang rusak di hambatan saat menggunakannya.
4. Hindari Seks Bebas HIV dan AIDS yang lebih lazim untuk orang dengan banyak pasangan seksual. Jika Anda hanya memiliki satu pasangan seksual, Anda secara dramatis dapat meminimalkan kemungkinan tertular HIV atau mendapatkan AIDS. Namun itu tidak berarti bahwa Anda dapat berhenti menggunakan kondom, Anda masih harus melakukan seks dilindungi bahkan jika Anda setia pada pasangan seksual Anda.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar